Lompat ke isi utama

Berita

Santri Melek Demokrasi, Bawaslu Wonosobo Ajak Pondok Pesantren Awasi Pemilu

foto

Bawaslu Kabupaten Wonosobo menggelar sosialisasi di aula Pondok Pesantren Darussholihin, Kamis (31/7)

WONOSOBO – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Wonosobo menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif melalui program Bawaslu Mengajar di aula Pondok Pesantren Darussholihin, Kaliasem, Desa Gondang, Kecamatan Watumalang, pada Kamis (31/7/2025). Mengusung tema “Pendidikan Kepemiluan dan Demokrasi” kegiatan ini menyasar para santri sebagai upaya membangun kesadaran politik sejak dini dan mendorong keterlibatan pesantren dalam pengawasan pemilu.

Kegiatan ini bertujuan menanamkan pemahaman mengenai proses demokrasi dan sistem kepemiluan kepada pemilih pemula, khususnya di lingkungan pondok pesantren, sekaligus memperkuat partisipasi dalam pengawasan pemilu.

Anggota Bawaslu Kabupaten Wonosobo, Nasir Salasa, dalam sambutannya mengingatkan pentingnya membekali para santri dengan wawasan kepemiluan sejak dini.

“Sekarang para santri disini memang belum semuanya memiliki hak pilih. Namun, lima tahun ke depan teman-teman akan menjadi pemilih. Maka dari itu, penting bagi kalian memahami proses demokrasi sejak sekarang,” ujarnya.

Perwakilan Pondok Pesantren Darussholihin, Achmad Soimun, menyampaikan bahwa nilai demokrasi juga diajarkan dalam kehidupan pondok pesantren.

“Di pondok, kami juga mengajarkan demokrasi. Santri memilih lurah pondok secara langsung, dan setelah itu dilakukan pelantikan. Jadi mereka belajar melalui proses pemilihan,” jelasnya.

Anggota Bawaslu Kabupaten Wonosobo, Dhyan Kartika Wulandari, yang menjadi pemateri dalam kegiatan ini, menekankan pentingnya partisipasi santri sebagai pemilih pemula dalam menjaga integritas demokrasi.

“Partisipasi pemilih pemula sangat penting untuk masa depan demokrasi. Anak muda adalah pemegang kemudi masa depan. Kami berharap generasi muda tumbuh menjadi generasi yang berintegritas, kritis, dan peduli terhadap proses pemilu,” paparnya.

Dalam materinya, Dhyan juga menjelaskan tentang pengawasan partisipatif, yakni keterlibatan masyarakat dalam menjaga jalannya pemilu yang jujur dan adil. Ia menekankan, meskipun pesantren bukan lembaga pendidikan formal, pesantren memiliki peran yang strategis.

“Pesantren adalah pusat pembentukan karakter. Nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kepedulian sosial yang ditanamkan di pondok sangat relevan dengan semangat pengawasan pemilu. Santri bisa menjadi pengawas partisipatif yang aktif dan independen,” lanjutnya.

foto

Bawaslu Wonosobo juga mengajak para santri untuk berkontribusi langsung dalam pengawasan pemilu, baik sebagai Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS), Pengawas Kelurahan/Desa (PKD), maupun bergabung dalam program Bawaslu seperti Sekolah Kader Pengawasan Partisipatif (SKPP).

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Bawaslu Wonosobo untuk memperluas edukasi politik ke berbagai segmen masyarakat, termasuk pesantren, sebagai wujud demokrasi yang inklusif dan berintegritas.

Penulis : Humas Bawaslu